Ketika Tali Itu Diikat Kencang

13.15

"Hidup itu bagaikan roda yang berputar, kadang kita di atas, kadang kita di bawah." -anonim



Sebuah sajak lama yang pastinya tak asing lagi bagimu. Ada kalanya kamu termenung sendiri dalam sepi, menggalaukan masa depan. Ada saatnya kamu hanya bercermin dan terdiam, lalu berpikir "Apa salahku sehingga aku menjadi seperti ini?". Ada juga waktunya kamu menyesali masa lalumu yang kelam dan rasanya ingin kamu kubur dalam-dalam bahkan kamu hilangkan dari ingatan. 



Hingga kenangan yang akan berbicara dan mengungkap semuanya di sudut pikiran. Tak ada yang tahu, hanya kamu dan Yang Maha Mengetahui. Semua itu wajar. Sewajar dedaunan kering yang jatuh dari pohon saat tertiup angin. Sewajar air yang mengalir dari sungai ke laut. Sewajar itu.

Jika semua itu wajar, namun mengapa ada sakit yang kamu rasakan? Bukan pada organ tubuhmu yang bekerja memompa darah setiap waktu. Bukan pada organ tubuhmu yang mencerna berbagai jenis enzim. Melainkan di dalam dada, yang kamu tak bisa memegang tempat sakitnya, namun tetap terasa tiap kali kamu menghirup napas. Rasanya sesak, seperti dililit dengan tali yang sangat kuat ikatannya. Tali itu terikat kencang sekali di tubuhmu hingga kamu tak bisa berkutik. Ingin kamu ucapkan "Tolong aku!" namun yang terdengar hanyalah suara napas yang tersendat. 

Surabaya, 15 Maret 2015 pukul 13:10
Saat suara jatuh gemericik air dari langit menyapa dengan merdunya.
Ingin ku tangkap mereka dan ku bawa bersamaku menemuiMu
Namun Kau belum merindukanku
Jadi aku hanya sabar menunggu dalam teduhnya hujan siang ini

You Might Also Like

0 komentar